Minggu, 22 Maret 2009
Keresahan Tiada Akhir
Jalaran wutahe getih tumetes nangkene nggawe aku tansah kelingan nang endi paran. Begitu seharusnya yang terjadi pada diri setiap warga watutekek Sawangan-Alian-Kebumen. Sebagai manusia yang lahir ditanah watutekek,selayaknya akan tetap tumbuh rasa cinta terhadap tanah tumpah darah. Namun pengejawantahan cinta seharusnya muncul bersama aksi nyata untuk menjaga dan merawat lingkungan tempat tinggal. Karena pada kenyataannya,(sesuai yang saya lihat)perasaan cinta itu hanyalah sekedar pemoles bibir yang timbul mendadak disaat yang sempit pula. Tanpa pernah disadari,mereka semua berucap cinta tanah air atau bahkan sekedar merasa harus pulang setahun sekali dengan alasan rindu kampung halaman. Tergelitik saya ingin bertanya,untuk alasan apakah mereka rindu? Bukankah selama setahun mereka melupakan tanah tumpah darah mereka sendiri? Bukankah mereka hanya numpang meneteskan darah dan air ketuban,lalu pergi tanpa pernah menjaga serta merawat tanah yang telah rela menampung darah kelahiran mereka? Sungguh kasihan nasibmu watutekek. Tapi juga padamu aku berterimakasih dengan tulus atas pertemuanku dengan istri tercintaku yang semoga dia juga mencintaimu juga walau tak menjagamu. Nah lho..?!
Langganan:
Postingan (Atom)